Kisah Dibulan Oktober Sebelum Yudisium
Table of Contents
Hari - hari ingin bahagia dan berkecukupan, namun mengorbankan banyak hal. Tanpa sadar mengumpulkan banyak masalah. Sekeras inilah kehidupan, semakin dinikmati, malah membuat ingin cepat mati.
Tepat dibulan oktober ini. Akhirnya perasaan sadar hadir di diri ini. Setelah mengetahui sisa waktu pelunasan hutang di aplikasi pinjaman online (Pinjol). Jujur sempat deg-degan, takut tidak dapat membayar pinjaman tersebut. Padahal dibulan lalu secara matang matang telah di pikirkan dananya dari sini namun tak sesuai kenyataan.
Awalnya berharap pada akun youtube yang akan dimonetisasi, namun ternyata akunnya ditolak. Padahal rencana setelah dimonetisasi akunnya langsung saya jual dan tentu dapat harga jutaan. Tetapi karena kenyataan akunnya ditolak alhasil dapat harga ratusan ribu saja.
Semua pengeluaran dibulan oktober ini akhirnya terpikirkan. Tanpa sadar saya sudah punya banyak utang dimana-mana. Termasuk dari Pinjol yang sempat saya ambil dibulan lalu untuk menutupi keperluan sehari-hari. Pilihan ini untuk mengambil pinjaman di aplikasi Pinjol mungkin pilihan yang ku sesali, namun opsi ini menjadi pilihan karena sudah dalam keadaan darurat.
Dimana saat itu saya sedang di perantauan tempat menuntut ilmu ingin mendapatkan gelar sarjana. Karena telah berbulan bulan diperantauan menunggu kabar pelaksanaan Yudisium akhirnya saya putuskan untuk pulang kampung terlebih dahulu dan menunggu kabarnya dikampung. Namun dalam perjalanan belum sampai ke tempat tujuan malah dapat kabar jadwal pelaksanaan Yudisiumnya, dan ternyata akan dilakukan minggu ini.
Hanya tersisa beberapa hari saja. Keadaan tersebut yang membuat saya butuh banyak dana. Bagaimana tidak, jarak kota perantauan saya dengan tempat tinggal orang tua sangat jauh, bisa di tempuh puluhan jam. Namun yang menjadi masalah harus tepat waktu, harus tepat jadwal kapal yang menjadi transportasi ke kampung halaman tempat orang tua.
Saya berasal dari pulau terpencil, melewati lautan untuk sampai kesana. Kembali ke topik pulkamnya, karena dapat kabar dalam perjalanan. Maka perjalanan pulkam hanya sampai dikota tanpa kepulau. Dan tinggal di tempat teman yang ada dikota. Untungnya teman ini dalam keadaan beruntung, bisnisnya sukses jadi beliau selalu membayarkan makanan setiap kali kita makan.
Ngobrol panjang lebar dengannya akhirnya dia punya keinginan pergi ke kota perantauanku. Dan saya kembali ke kota perantauan bersamanya dengan kendaraan motor miliknya. Saya bersyukur dan berterima kasih dengannya karena beliau banyak membantu dan membawa kami selaku teman-temannya yang diperantauan menikmati keindahan kota beberapa hari ketika beliau disana.
Sebelum kembali ke kota perantauan, waktu itulah saya coba ambil pinjaman online karena dana dikantong benar benar menipis dan tidak minta ke orang tua karena orang tua telah memberi ketika perjalanan pulang sebelumnya. Minta dana dalam waktu berdekatan tidak dapat kulakukan karena takut orang tua terbebani pikirku.
Saya juga sempat menghubungi teman-teman yang lain untuk meminjam tambahan dana. Dari situlah saya tak menyadari ternyata pinjaman saya sudah banyak, belum lagi tagihan asrama tempatku tinggal sudah beberapa bulan belum terbayarkan.
Harapan saya kedepannya semoga masalah ini cepat selesai, saya hadapi dengan baik. Dan yang terlibat semoga selalu dalam lindungan Allah. Selalu diberikan rahmatnya, dan dilancarkan rezekinya. Jangan lupa untuk selalu bersyukur.
Note : Tulisan ini ditulis dibulan oktober 2021 disalin dari blog sebelah. Saya coba kumpulkan disini.
Posting Komentar