Chat Terakhir dari Mantan (yang Ternyata Autocorrect)

Daftar Isi

Sudah hampir setahun lamanya aku dan Sinta putus. Bukan karena orang ketiga, tapi karena dia bilang:
"Kita terlalu beda. Kamu suka mie instan pakai kuah, aku sukanya dry noodle ala Korea."

Semenjak itu, aku belajar ikhlas. Maksudnya:

  • Ikhlas kalau lihat story-nya main ke tempat kita dulu pacaran,
  • Ikhlas pas dia upload foto bareng cowok baru yang—jujur aja—mirip abang-abang jasa servis AC,
  • Dan ikhlas juga tiap malam ngelamun sambil dengerin lagu galau dengan volume kecil karena takut dimarahin ibu.

Tapi hari itu, tiba-tiba HP-ku bunyi. Notifikasi WhatsApp. Dari siapa?
SINTA.

Jantungku langsung deg-degan kayak abis minum kopi campur minuman energi. Dengan tangan bergetar kayak sinyal WiFi lemah, aku buka pesannya:

"Aku masih ingin kamu."

Aku kaget. Hampir kujatuhkan HP ke kolam ikan lele milik tetangga.

"Apakah ini... kesempatan kedua? Apakah dia sadar bahwa abang servis AC itu tidak sehangat aku? Apakah... dia rindu mie kuah?" pikirku sambil senyum-senyum kayak anak kecil nemu duit Rp2.000 di celana lebaran.

Karena merasa ini momen penting, aku nggak langsung bales. Aku buka YouTube, cari video "cara membalas chat mantan dengan elegan dan tetap dingin seperti es batu."

Setelah 45 menit riset dan 7x ganti template chat, aku pun membalas dengan bijak:
"Aku juga masih punya rasa, tapi semuanya sudah kubungkus dengan waktu. Tapi kalau kamu benar-benar yakin, mari kita bicara sebagai dua insan yang telah belajar dari luka."

Aku bangga. Kata-kata bijak itu bahkan bikin aku sendiri mau ngajak balikan diri sendiri.

Tapi lima menit kemudian, dia bales:
"Maaf, maksudku: Aku masih ingin kamu bayar utangmu."

Diam. Sunyi. Hening. Rasanya kayak lagi nonton sinetron, lalu tiba-tiba listrik padam pas adegan paling penting.

Aku balas:
"Maksudnya?"

Lalu dia jawab dengan pesan pamungkas:
"Tadi typo. Autocorrect-nya bikin kacau. Maksudku mau bilang: Aku masih ingin kamu bayar yang kemarin aku traktir di kafe, yang katanya kamu ganti pas gajian. Udah 11 bulan."

Rasanya semua romantisme barusan runtuh kayak mie instan tanpa bumbu.

Sejak hari itu aku sadar:

Kadang yang kita kira harapan, hanyalah tagihan yang tertunda.
Kadang yang kita kira cinta lama bersemi kembali, ternyata invoice yang belum dilunasi.
Dan kadang, yang kita kira "chat terakhir dari mantan penuh makna" ternyata cuma korban AUTOCORRECT.


Kalau kamu pernah ngalamin yang sama, jangan lupa:
Selalu double-check chat sebelum baper. Dan jangan lupa bayar utang.

1 komentar

Terima Kasih
Comment Author Avatar
25 Juni 2025 pukul 21.08 Hapus
Benar gara-gara utang ini