Langkah Kecil Di Pulau Sembilan

Daftar Isi

Di tengah hamparan laut biru dan gugusan pulau yang seolah melukis ketenangan, ada satu kabar bahagia yang lahir dari tekad dan doa panjang: Sapriansyah, pemuda penuh semangat dari tanah yang sederhana, resmi lulus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Penempatan tugasnya bukan di kota besar, bukan di gedung tinggi, tapi di Kecamatan Pulau Sembilan — tempat di mana langit terasa lebih dekat dan suara ombak menjadi teman harian.

Perjuangannya bukan sehari dua hari. Dari tumpukan buku ujian, malam-malam panjang ditemani kopi, hingga doa orang tua yang tak pernah putus — semuanya menjadi saksi bahwa kelulusan ini bukan kebetulan. Sapri tahu, menjadi abdi negara bukan hanya soal gaji atau status. Ini soal pengabdian. Soal menjadi jembatan harapan bagi warga yang terkadang luput dari sorotan.

Hari pertama bertugas, angin laut menyambutnya. Warga menyapanya hangat, dan anak-anak tersenyum malu-malu saat melihat seragam barunya. Di saat itu, Sapri sadar: tugas ini adalah anugerah, sekaligus tanggung jawab yang besar. Di Pulau Sembilan, ia tak hanya bekerja — ia belajar menjadi bagian dari masyarakat, dari alam, dari kehidupan yang lebih nyata.

Ini bukan akhir dari cerita, tapi awal dari sebuah pengabdian panjang. Sebab negeri ini butuh lebih banyak Sapriansyah — yang mau turun ke pelosok, menyatu dengan rakyat, dan bekerja dengan hati.

#BuatanChatGpt

Posting Komentar